Host-Terminal
Dimana
terdapat sebuah atau lebih server yang di hubungkan dalam suatu dumb terminal.
Karena Dumb Terminal hanyalah sebuah monitor yang di hubungkan dengan
menggunakan kabel RS-232, maka pemrosesan data di lakukan dalan server , oleh
karna itu maka suatu server haruslah sebuah sistem komputer yang memiliki
kemampuan pemrosesan data yang tinggi dan penyimpanan data yang sangat besar.
Jaringan host terminal adalah jaringan yang menggunakan
server yang dihubungkan dengan suatu dump terminal. Pada jaringan ini digunakan
sebuah komputer sebagai server dan monitor yang berfungsi sebagai dump
terminal. Dump terminal penginput dan pemakai atau output saja, sedangkan
pemrosesan data sepenuhnya dilakukan oleh server. Dengan model host komputer
yang digunakan sebagai server hasruslah memiliki kemampuan yang tinggi karena
berfungsi sebagai pemroses semua data yang dimasukkan melalui dump terminal.
Pada jaringan ini komputer server dihubungkan menggunakan kabel serial atau
RS-232 dari keluaran terminal pada komputer server.
CLIENT
Server
Client-Server adalah pembagian kerja antara server dan client yg
mengakses server dalam suatu jaringan. Jadi arsitektur client-server adalah
desain sebuah aplikasi terdiri dari client dan server yang saling berkomunikasi
ketika mengakses server dalam suatu jaringan.
Prinsip kerja pada arsitektur ini sangat sederhana, dimana
Server akan menunggu permintaan dari Client, memproses dan memberikan hasil
kepada Client, sedangkan Client akan mengirimkan permintaan ke Server, menunggu
proses dan melihat visualisasi hasil prosesnya.
Sistem client server didefinisikan sebagai sistem terdistribusi,
tetapi ada beberapa perbedaan karakteristik yaitu :
1.
Servis (layanan)
- Hubungan antara
proses yang berjalan pada mesin yang berbeda
- Pemisahan fungsi
berdasarkan ide layanannya
- Server
sebagai provider, client sebagai konsumen
2. Sharing resources (sumber daya): Server bisa melayani beberapa client pada
waktu yang sama, dan meregulasi akses bersama untuk share sumber daya dalam
menjamin konsistensinya.
3. Asymmetrical protocol (protokol yang tidak simetris ): Many-to-one relationship antara client dan server.Client selalu menginisiasikan dialog melalui layanan permintaan, dan
server menunggu secara pasif request dari client.
4. Transparansi lokasi: Proses yang dilakukan server boleh terletak pada mesin yang
sama atau pada mesin yang berbeda melalui jaringan.Lokasi server harus mudah
diakses dari client.
5.
Mix-and-Match :
Perbedaan server client platforms
6. Pesan berbasiskan komunikasi; Interaksi server dan client melalui
pengiriman pesan yang menyertakan permintaan dan jawaban.
7. Pemisahan interface dan implementasi: Server bisa diupgrade tanpa mempengaruhi
client selama interface pesan yang diterbitkan tidak berubah.
- Client Server
System
- Client / Server
Application
Komponen
dasar Client Server
Pada
dasarnya Client Server terdiri dari 3 komponen pembentuk dasar, yaitu Client,
Middleware, dan Server. Gubungan dari ketiganya dapat digambarkan sebagai
berikut:
Berikut Prosesnya
Kelebihan koneksi dengan cilent server antara
lain sebagai berikut :
a. Kecepatan akses lebih tinggi karena
penyediaan fasilitas jaringan dan pengolahannya dilakukan secara khusus oleh
satu komputer sebagai workstation.
b. Sistem keamanan dan administrasi lebih baik
karna terdapat seorang pemakai yang bertugas sebagai administrator, yang
mengelola administrasi dan sistem keamanan jaringan.
c. Sistem back-up data lebih baik, karna back-up
pada jaringan client server di lakukan terpusat di server yang akan memback-up
data.Pemeliharaan data juga menjadi lebih mudah karna data tidak tersebar dibeberapa komputer.
Kelemahan koneksi dengan client server, antara
lain sebagai berikut :
a. Biaya operasional relatif lebih mahal
b. Diperlukan adanya satu komputer khusus yang
berkemampuan lebih untuk di tugaskan sebagai server.
c.Kelangsungan jaringan sangat tergantung
dengan server, apabila server mengalami kegangguan maka secara keseluruhan jaringan
akan terganggu.
Peer to Peer
Komputer
pada sebuah jaringan peer-to-peer dapat berfungsi sebagai sebuah client maupun
sebagai sebuah server, jaringan peer-to-peer tidak memiliki kontrol terpusat
(centralized control) pada sumber daya yang terbagi (shared resources).
Semua pengguna (user) pada
jaringan peer-to-peer dapat bertindak sebagai administrator jaringan, sehingga
setiap pengguna jaringan dapat mengatur hak akses sumber daya pada komputer
yang digunakannya. Pengguna mungkin saja memberikan hak akses tidak terbatas
(unlimited access) pada sumber daya lokal, atau memberikan ijin hanya pada
sumber daya tertentu. Setiap pengguna dapat memutuskan apakah pengguna lain
dapat meng-akses sumber daya secara sederhana hanya dengan melakukan permintaan
(requesting), atau harus menggunakan kunci (password).
Selain itu jika sebuah
komputer sedang di akses sumber dayanya oleh pengguna lainnya melalui jaringan,
maka pengguna pada komputer tersebut akan merasakan penurunan unjuk kerja
(performance) dari komputer yang sedang digunakannya.
Pada sebuah jaringan peer-to-peer
tidaklah mudah untuk mengorgranisasi data yang ada, karena setiap komputer
dapat berfungsi sebagai server. Hal ini menyulitkan pengguna untuk selalu
mengetahui informasi yang dicari berada pada komputer yang mana. Jika setiap 10
pengguna bertanggung jawab pada sebuah kumpulan dokumen, salah seorang dari
mereka mungkin harus meng-akses ke 10 komputer untuk mencari file tertentu.
Untuk memasang (install)
jaringan peer-to-peer termasuk mudah dan murah. Jaringan peer-to-peer umumnya
hanya membutuhkan sebuah sistem operasi seperti: Ms. Windows 95 atau Windows
for Workgroups, pada komputer yang memiliki kartu jaringan (NIC=Network
Interface Card) dan media jaringan yang sama. Begitu komputer terhubung,
pengguna dapat segera membagikan informasi dan sumber dayanya.
0 komentar:
Posting Komentar